INILAH 7 FAKTA MATA MINUS


Di tengah jumlah penderita yang semakin meningkat, tidak dapat diingkari kondisi mata minus menciptakan sejumlah ketidaknyamanan dalam penglihatan seseorang. Penyebabnya, bukan cuma soal gaya hidup yang sehat. Beberapa di antaranya bahkan dianggap terkait dengan faktor keturunan.
Adapun kondisi mata minus ini bisa jadi akan bertambah parah, jika tidak dibarengi dengan perhatian dan pengobatan. Satu solusinya, yakni dengan menggunakan kacamata minus. Sebagai informasi, berikut adalah tujuh fakta soal mata minus yang harus Anda ketahui.
1. Mata Minus Bukan Penyakit
Mata minus atau rabun jauh (miopia) merupakan gangguan penglihatan yang paling umum. Adapun mata minus bukan suatu penyakit; melainkan variasi dari mata normal. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderita mata minus juga boleh mendonorkan mata—dengan catatan: selama kornea matanya masih sehat.
Setidaknya, satu dari empat orang dewasa di dunia mengalami kondisi ini; tentunya dengan beragam tingkat keparahan (ringan, sedang, dan berat). Penyebabnya, adalah perubahan bentuk bola mata—seperti halnya bola mata memanjang (lebih lonjong).
2. Minus Akibat Faktor Keturunan, Mungkinkah?
Mata minus tidak terjadi lantaran faktor keturunan. Harus diingat, kondisi ini bisa terjadi pada siapa pun, terutama bagi mereka yang sering berinteraksi di depan komputer, televisi, maupun gawai.
3. Membaca Sambil Berbaring Bisa Menambah Jumlah Minus
Secara sederhana, membaca sambil tiduran akan “memaksa” mata untuk bekerja secara maksimal. Adapun risiko ini semakin besar dialami oleh anak-anak. Namun, meningkatnya jumlah minus merupakan hal yang wajar—seiring bertambahnya usia mereka. Hal ini disebabkan oleh faktor bola mata yang masih tumbuh.
4. Kapan Peningkatan Mata Minus Akan Berhenti?
Mata minus umumnya berhenti memburuk, ketika seseorang berada di derajat ringan hingga sedang. Di sisi lain, kondisi ini berhenti memburuk ketika wanita telah berusia 14-16 tahun; atau pria berusia 20 tahun.
5. Gejala Mata Minus: Mendekatkan Objek, Memicingkan Mata, dan Sakit Kepala
Dalam keseharian, gejala mata minus akan tampak pada kebiasaan anak untuk memicingkan mata, mendekatkan objek (biasanya buku atau televisi) saat membaca dan menonton, serta sering kali mengeluhkan sakit kepala. Hal itu terjadi akibat ketidakmampuan mereka untuk melihat benda yang letaknya jauh. Adapun bagi anak-anak, gangguan ini kadang kala berimbas pada prestasi mereka di sekolah.
6. Makan Wortel Bisa Menyembuhkan Mata Minus?
Wortel memang satu jenis makanan sehat yang sering kali dianjurkan pada penderita kelainan refraksi seperti minus. Wortel mengandung beta karoten yang kaya akan vitamin A. Namun, mengonsumsi wortel tidak bisa serta-merta menyembuhkan mata minus. Cara ini, hanya dapat membantu untuk mempertahankan, sekaligus memperlambat kemungkinan besarnya ukuran minus.
7. Kapan Operasi Dianjurkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar